Setelah kita menginstall Debian 7 berbasis Text atau CLI (Command Line Interface) pada VirtualBox, langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada interface network dan pembuatan hostname. Interface network sangat penting untuk dikonfigurasi karena bagian ini merupakan media komunikasi server kita ke dalam jaringan. Pada interface network ini akan kita beri IP address yang merupakan kombinasi dari beberapa bilangan, berfungsi sebagai alamat komputer dalam jaringan sehingga dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya.
Sementara, hostname merupakan nama komputer kita di dalam jaringan. Artinya, di dalam jaringan, selain komputer dapat diidentifikasi berdasarkan alamat IP addressnya tadi, juga bisa diidentifikasi berdasarkan nama atau hostnamenya. Mengingat IP address merupakan kombinasi dari beberapa digit angka-angka, maka untuk mengidentifikasi komputer berdasarkan nama hostnamenya tentu lebih mudah dari pada berdasarkan IP addressnya. Terkait dengan hostname, di bagian ini juga nanti akan dikonfigurasi hosts, yang merupakan file yang berisi nama domain pada server kita.
A. Infrastruktur/Topologi Jaringan
Sebelum kita mengkonfigurasi interface network server Debian, di sini dijelaskan terlebih dahulu infrastruktur jaringan server yang akan kita buat. Infrastruktur jaringan ini masih sangat sederhana, di mana sebuah server Debian sekaligus berfungsi sebagai router untuk internet gateway, akan melayani kebutuhan PC client (di sini PC client hanya dibuat 3 unit). Service layanan yang akan dibuat pada server Debian tergantung pada kebutuhan untuk apa jaringan client-server ini dibuat.
Infrastruktur/topologi jaringan yang akan kita buat sebagai berikut:
B. Konfigurasi Interface Network
Sebelum kita mengkonfigurasi interface network pada server Debian, terlebih dahulu kita pastikan terdapat 2 buah LAN card (NIC) dan sudah terdeteksi pada server Debian kita. Jika anda menggunakan server Debian real (bukan pada Virtual Machine), maka anda tinggal memasang NIC-nya saja pada slot yang tersedia, kemudian tinggal mengkonfigurasinya pada server anda.
Dalam tutorial ini saya menggunakan virtual machine yaitu VirtualBox, di mana PC host menggunakan Windows Seven Ultimate. Di dalam VirtualBox ver. 4.1.0 yang sudah saya install, terdapat sistem operasi Debian 7 (Wheezy) untuk server dan sistem operasi Windows XP untuk client.
Langkah-langkah untuk konfigurasi interface network sebagai berikut:
C. Konfigurasi Hosts dan Hostname
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa hosts adalah sebuah file yang terletak di direktori /etc, berfungsi untuk membuat dan mengkonfigurasi nama domain server kita. Di dalam file ini dituliskan nama domain, ip address server (di sini eth1), ip loopback (localhost), dan juga nama hostname server kita. Sedangkan hostname adalah sebuah file yang juga terletak di direktori /etc, berfungsi untuk membuat nama mesin (PC server Debian) di dalam jaringan, sehingga mudah diidentifikasi oleh host lainnya.
Untuk membuat nama domain pada file hosts, langkah-langkahnya seperti berikut:
Terima kasih anda sudah berkunjung di blog ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Jika masih ada yang kurang jelas, silahkan berkomentar pada kolom di bawah postingan ini.
Catatan:
File /etc/hosts berisi pemetaan nama host dengan alamat IPnya dengan format sebagai berikut:
Contoh /etc/hosts
Mekanisme /etc/hosts mempunyai beberapa kelemahan seperti:
Tidak scalable untuk jaringan yang mempunyai banyak host
Host yang berbeda bisa mempunyai isi /etc/hosts yang berbeda sehingga bisa tidak seragam dan menyulitkan peng-update-an
Karena itulah biasanya /etc/hosts hanya digunakan untuk mendaftarkan alamat IP lokal saja yaitu untuk alamat IP loopback (127.0.0.1) dan alamat IP ethernet card (jika ada).
Sebelum kita mengkonfigurasi interface network server Debian, di sini dijelaskan terlebih dahulu infrastruktur jaringan server yang akan kita buat. Infrastruktur jaringan ini masih sangat sederhana, di mana sebuah server Debian sekaligus berfungsi sebagai router untuk internet gateway, akan melayani kebutuhan PC client (di sini PC client hanya dibuat 3 unit). Service layanan yang akan dibuat pada server Debian tergantung pada kebutuhan untuk apa jaringan client-server ini dibuat.
Infrastruktur/topologi jaringan yang akan kita buat sebagai berikut:
B. Konfigurasi Interface Network
Sebelum kita mengkonfigurasi interface network pada server Debian, terlebih dahulu kita pastikan terdapat 2 buah LAN card (NIC) dan sudah terdeteksi pada server Debian kita. Jika anda menggunakan server Debian real (bukan pada Virtual Machine), maka anda tinggal memasang NIC-nya saja pada slot yang tersedia, kemudian tinggal mengkonfigurasinya pada server anda.
Dalam tutorial ini saya menggunakan virtual machine yaitu VirtualBox, di mana PC host menggunakan Windows Seven Ultimate. Di dalam VirtualBox ver. 4.1.0 yang sudah saya install, terdapat sistem operasi Debian 7 (Wheezy) untuk server dan sistem operasi Windows XP untuk client.
Langkah-langkah untuk konfigurasi interface network sebagai berikut:
- Nyalakan PC server Debian anda.
- Login menggunakan super user. Masukkan user root dan passwordnya. (Di sini saya menggunakan user = root dan password = root).
- Setelah berhasil anda login, maka tampilan server Debian siap untuk dikonfigurasi seperti gambar berikut.
- Sebelum kita mengkonfigurasi interface network, terlebih dahulu kita lihat bagaimana hasil konfigurasi yang sudah ada pada server Debian kita. Gunakan perintah:
root@habibahmad:~# ifconfig - Hasilnya seperti gambar berikut. Mungkin pada server Debian anda bisa berbeda hasilnya.
Seharusnya terdeteksi 2 interface network yaitu eth0 dan eth1. Dari gambar di atas, server Debian yang saya gunakan hanya mendeteksi adanya satu LAN card (eth0) dan lo (interface untuk loopback) yaitu interface untuk ke sistem localhost Debian kita. Sementara sebelumnya sudah dijelaskan bahwa server Debian ini akan kita jadikan juga sebagai router, sehingga harus memiliki 2 buah LAN card (interface network) yaitu eth0 dan eth1. - Untuk itu, saya harus menginstall interface network eth1 ke server Debian kita. Jika anda menggunakan server Debian real, anda tentu tinggal memasang LAN card kedua lalu menyalakan server Debian. Biasanya Debian akan langsung mendeteksi penambahan interface network yang kedua tersebut. Karena di sini saya menggunakan VirtualBox, maka kita harus keluar dari server Debian dahulu, baru kita lakukan setting pada VirtualBox. Karena penambahan interface network pada VirtualBox tidak dapat dilakukan apabila server Debian dalam keadaan menyala. Untuk itu, matikan server Debian anda dengan menggunakan perintah:
root@habibahmad:~# halt - (Jika anda menggunakan server Debian real, langkah ini dapat anda lewati. Anda dapat langsung masuk ke langkah 8). Setelah server Debian anda shutdown, selanjutnya masuk ke menu utama VirtualBox. Klik pada sistem operasi [Debian 7] >> [Setting] >> [Jaringan] >> [Adapter 1] >> ceklist pada Nyalakan Adapter Jaringan. Selanjutnya pada bagian Attached to: pilih Host-only Adapter, artinya bahwa adapter 1 (eth0 pada server Debian) akan dihubungkan ke LAN card VirtualBox Host-Only Network yang terdapat pada jendela Network Connection di PC Host kita. Tujuannya, jika suatu saat PC host kita terkoneksi ke internet melalui interface jaringannya (LAN card, Wifi Card ataupun USB Modem) yang kemudian di-share ke LAN card VirtualBox Host-Only Network, maka secara otomatis interface eth0 pada server Debian kita juga akan terkoneksi ke internet.
Kemudian klik pada tab [Adapter 2] >> ceklist juga pada Nyalakan Adapter Jaringan. Selanjutnya pada bagian Attached to: pilih Jaringan Internal, artinya bahwa adapter 2 (eth1 pada server Debian) akan dihubungkan ke jaringan local kita (dalam infrastruktur di atas dihubungkan ke hub atau switch). Setelah dibuat seperti settingan gambar di bawah, lalu tekan tombol [OK]. - Setelah selesai, kembali nyalakan server Debian kita, dan login sebagai super user. Kemudian tes kembali konfigurasi interface network server Debian kita saat ini dengan perintah yang sama seperti langkah sebelumnya yaitu:
root@habibahmad:~# ifconfig Dari tampilan di atas, yang tampak masih interface eth0 dan lo. Sebenarnya eth1 juga sudah tampil, namun karena lebar layar tidak cukup, maka konfigurasi eth1 tidak tampak. - Agar konfigurasi interface eth1 bisa kita lihat, maka gunakan perintah:
root@habibahmad:~# ifconfig eth1 Dari kedua gambar di atas, tampak ip address eth0 = 192.168.56.102 dan ip address eth1 belum ada. Untuk itu, kita harus mengkonfigurasi ip address kedua interface network ini agar sesuai dengan gambar infrastruktur/topologi jaringan yang terdapat di bagian awal modul ini. - Jika dengan menggunakan kedua perintah di atas belum juga terlihat konfigurasi interface eth0 dan eth1, atau bahkan interface lo, biasanya hal ini disebabkan interface tersebut belum aktif (down).
- Untuk mengaktifkannya, gunakan perintah;
root@habibahmad:~# ifconfig eth0 up
root@habibahmad:~# ifconfig eth1 up
root@habibahmad:~# ifconfig lo up Jika anda ingin menonaktifkan eth0 atau eth1, dapat digunakan perintah ifconfig etho down atau ifconfig eth1 down. Namun jangan anda mencoba untuk menonaktifkan interface loopback (lo) dengan perintah sejenis. - Setelah memastikan bahwa interface eth0, eth1 dan lo aktif, maka selanjutnya kita mengkonfigurasi ketiga interface tersebut. Konfigurasi interface network terdapat pada file interfaces di dalam direktori /etc/network. Untuk mengkonfigurasinya, lakukan pengeditan pada file tersebut menggunakan tool editor seperti nano, vim, vi, gedit, dan sebagainya. Dalam tutorial ini saya menggunakan editor nano, sehingga perintahnya sebagai berikut:
root@habibahmad:~# nano /etc/network/interfaces - Konfigurasi pada file interfaces secara default ditampilkan sebagai berikut. Dari gambar di atas, tampak belum ada konfigurasi pada interface, kecuali pada eth0 yang secara default sudah tersetting menggunakan ip dhcp.
- Konfigurasi di atas masih keadaan default sehingga harus kita ubah dengan memasukkan ip address untuk eth0 dan eth1. Perintahnya buat dengan menambahkan script seperti gambar berikut:
- Setelah selesai di buat script seperti langkah di atas, maka harus kita simpan agar konfigurasinya tidak berubah kembali. Caranya tekan tombol Ctrl + x pada keyboard, lalu tekan tombol y kemudian Enter.
- Jika muncul pertanyaan seperti gambar di bawah, maka tekan tombol Enter.
- Setelah disimpan konfigurasi interface network tersebut, eth0 dan eth1 tidak akan langsung berfungsi sesuai konfigurasi yang baru kita buat, sebelum kita restart interface-nya. Untuk merestart interface, gunakan perintah:
root@habibahmad:~# /etc/init.d/networking restart - Kita cek kembali hasil konfigurasi interface eth0 dan eth1, apakah ip address yang sudah kita masukkan sudah jalan atau belum. Gunakan kembali perintah:
root@habibahmad:~# ifconfig - Atau, kalau hanya untuk melihat konfigurasi di eth0, perintahnya:
root@habibahmad:~# ifconfig eth0 Dari kedua gambar di atas, tampak bahwa ip address-nya sudah berubah, yaitu eth0 = 192.168.137.2 dan eth1 = 200.200.200.1. Dengan demikian, ip address kedua interface ini sudah sesuai dengan rencana infrastruktur jaringan yang akan kita buat. - Sekarang kita uji koneksi dari sistem server ke interface network kita apakah sudah konek atau belum. Caranya gunakan perintah ping ke ip address eth0, yaitu:
root@habibahmad:~# ping 192.168.137.2 - Selanjutnya tes juga koneksi ke eth1 dengan perintah ping ke 200.200.200.1
root@habibahmad:~# ping 200.200.200.1 Dari kedua gambar di atas, tampak koneksi ke dua interface eth0 dan eth1 berjalan dengan baik, ditandai dengan adanya pesan “4 packets transmitted, 4 received, 0% packet loss, time……”
C. Konfigurasi Hosts dan Hostname
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa hosts adalah sebuah file yang terletak di direktori /etc, berfungsi untuk membuat dan mengkonfigurasi nama domain server kita. Di dalam file ini dituliskan nama domain, ip address server (di sini eth1), ip loopback (localhost), dan juga nama hostname server kita. Sedangkan hostname adalah sebuah file yang juga terletak di direktori /etc, berfungsi untuk membuat nama mesin (PC server Debian) di dalam jaringan, sehingga mudah diidentifikasi oleh host lainnya.
Untuk membuat nama domain pada file hosts, langkah-langkahnya seperti berikut:
- Lakukan pengeditan pada file /etc/hosts dengan menggunakan editor nano. Perintahnya seperti berikut:
- Maka akan ditampilkan hasilnya lebih kurang seperti gambar berikut:
- Karena konfigurasi di atas masih default (belum ada konfigurasi) maka kita harus mengubahnya agar sesuai dengan nama domain kita dan ip address pada ip address eth1. Ubahlah script yang ada menjadi seperti gambar berikut: Jangan lupa agar konfigurasi di atas disimpan dengan menggunakan tombol kombinasi Ctrl + x, kemudian tekan y lalu Enter.
- Selanjutnya kita akan mengkonfigurasi file hostname untuk mengubah nama PC server kita sehingga lebih mudah diidenfikasi dalam jaringan. Caranya dengan mengedit file /etc/hostname menggunakan editor nano. Perintahnya seperti berikut:
- Kemudian gantilah script nama hostname yang ada menjadi nama hostname yang diinginkan. Dalam praktek ini saya akan mengganti hostname-nya menjadi server-debian7. Jangan lupa agar konfigurasi di atas disimpan dengan menggunakan tombol kombinasi Ctrl + x, kemudian tekan y lalu Enter.
- Konfigurasi hostname di atas tidak akan aktif sebelum dilakukan restart pada file hostname tersebut. Untuk merestart hostname, gunakan perintah:
root@habibahmad:~# /bin/hostname –F /etc/hostname
Lalu cek hasil perubahannya dengan menggunakan perintah:
root@habibahmad:~# hostname
Demikianlah tutorial Cara konfigurasi interface network, hosts dan hostname pada server Debian. Semoga bermanfaat dan dapat membantu anda dalam proses konfigurasi interface network, hosts dan hostname pada server Debian 7. Anda dapat mendownload panduan tutorial format pdf dari tampilan berikut:
Terima kasih anda sudah berkunjung di blog ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Jika masih ada yang kurang jelas, silahkan berkomentar pada kolom di bawah postingan ini.
Catatan:
File /etc/hosts berisi pemetaan nama host dengan alamat IPnya dengan format sebagai berikut:
IP nama.domain.lengkap aliasPerlu diperhatikan bahwa jumlah spasi atau tab antara masing-masing kolom tidak berpengaruh, yang penting ada pemisahnya baik spasi atau tab.
Contoh /etc/hosts
127.0.0.1 localhost.intra.aki localhostKelemahan /etc/hosts
192.168.1.100 linux.intra.aki linux
192.168.1.3 cctv.intra.aki cctv
Mekanisme /etc/hosts mempunyai beberapa kelemahan seperti:
Tidak scalable untuk jaringan yang mempunyai banyak host
Host yang berbeda bisa mempunyai isi /etc/hosts yang berbeda sehingga bisa tidak seragam dan menyulitkan peng-update-an
Karena itulah biasanya /etc/hosts hanya digunakan untuk mendaftarkan alamat IP lokal saja yaitu untuk alamat IP loopback (127.0.0.1) dan alamat IP ethernet card (jika ada).
DEBIAN OK dan Mikrotik Mantap..
BalasHapusKalau instal eth1 pada vmware debian 7 gimana ya langkah nya?
BalasHapus