Jumat, 10 Maret 2017

Instalasi Linux Debian 7 untuk Server

Pada kali ini kita akan membahas cara Instalasi Debian 7 berbasis Text atau CLI (Command Line Interface) pada VirtualBox.
Sebelum kita memulai instalasinya, terlebih dahulu dijelaskan apa itu Debian dan VirtualBox.

Debian adalah sistem operasi komputer yang tersusun dari paket-paket perangkat lunak yang dirilis sebagai perangkat lunak bebas dan terbuka dengan lisensi mayoritas GNU General Public License (GPL) dan lisensi perangkat lunak bebas lainnya.

Sistem operasi Debian merupakan gabungan dari perangkat lunak yang dikembangkan dengan lisensi GNU, dan utamanya menggunakan kernel Linux, sehingga populer dengan nama Debian GNU/Linux. Sistem operasi Debian yang menggunakan kernel Linux merupakan salah satu distro Linux yang populer dengan kestabilannya. Dengan memperhitungkan distro berbasis Debian, seperti Ubuntu, Xubuntu, Knoppix, Mint, dan sebagainya, maka Debian merupakan distro Linux yang paling banyak digunakan di dunia. (ref: https://id.wikipedia.org/wiki/Debian).
Sedangkan VirtualBox adalah perangkat lunak virtualisasi, yang dapat digunakan untuk mengeksekusi sistem operasi "tambahan" di dalam sistem operasi "utama". Sebagai contoh, jika seseorang mempunyai sistem operasi MS Windows yang terpasang di komputernya, maka seseorang tersebut dapat pula menjalankan sistem operasi lain yang diinginkan di dalam sistem operasi MS Windows.
Fungsi ini sangat penting jika seseorang ingin melakukan ujicoba dan simulasi instalasi suatu sistem tanpa harus kehilangan sistem yang ada. Aplikasi dengan fungsi sejenis VirtualBox lainnya adalah VMware dan Microsoft Virtual PC. (ref: https://id.wikipedia.org/wiki/VirtualBox).

Baiklah, untuk tidak memperpanjang-lebar, langkah-langkah instalasi Debian 7 (Wheezy) menggunakan VirtualBox adalah sebagai berikut: 
  1. Langkah pertama, siapkan terlebih dahulu PC host atau laptop yang di dalamnya sudah terinstall aplikasi VirtualBox. Nantinya, sistem operasi Debian 7 akan kita install di dalam VirtualBox.
  2. Dari PC host, silahkan buka VirtualBox. Klik ikon [New] atau [Baru] yang terdapat di bawah menu [File]. Kemudian klik [Next]. 
  3. Pada tampilan Nama Mesin dan Tipe OS, tentukan nama sistem operasi yang akan kita install dengan mengetik “Debian 7” pada kolom Nama. Lalu tentukan flatform sistem operasi kita dengan mengetik “Linux” di kolom Operating System. Kemudian tulis “Debian” di kolom Version
  4. Pada jendela Memori, tentukan jumlah memori dasar (RAM) yang akan dialokasikan pada VirtualBox. Di sini saya ketikkan “384”. Anda dapat menyesuaikannya, tergantung besarnya kapasitas RAM pada PC Host anda. Selanjutnya klik [Next]. 
  5. Selanjutnya, pada jendela pengaturan Hard disk, beri tanda ceck list (P) pada bagian Boot Hard Disk, kemudian pilih opsi Create new hard disk, lalu klik [Next]. 
  6. Pada tampilan jendela berikutnya, terdapat beberapa pilihan pemformatan tipe file. Di sini kita pilih tipe file VDI (VirtalBox Disk Image), lalu klik [Next]. 
    Keterangan:
    • VDI (Virtual Disk Image) = format virtual harddisk untuk virtual box 
    • VMDeK (Virtual Machine Disk) = format virtual harddisk untuk VMWare 
    • VHD (Virtual Hard disk) = format virtual harddisk untuk VMWare. 
  7. Selanjutnya pada jendela Virtual disk storage details, terdapat pilihan untuk menentukan besarnya alokasi hard disk yang digunakan untuk instalasi debian kita. Di sini kita pilih opsi [Dynamically allocated], lalu klik [Next]. 
    Keterangan:
    • Dynamically allocated : apabila kita memilih opsi ini, maka ukuran maksimal harddisk tersebut akan sesuai dengan angka yang kita isi. Misalnya, kita mengisi 8 GB maka ukuran maksimal hard disk virtual yang kita miliki adalah 8 GB.
    •  Fixed Size : apabila kita memilih opsi ini, maka ukuran harddisk virtualnya akan sama dengan ukuran pada harddisk kita.
  8. Pada jendela Virtual disk file location and size, tentukan besarnya hard disk yang akan dialokasikan untuk Debian kita. Di sini saya tentukan sebesar 8,00 GB, kemudian pilih [Next]. 
  9. Pada jendela Risalah, akan tampak rangkuman apa yang sudah kita setting pada langkah-langkah sebelumnya. Selanjutnya kita klik [Next]. 
  10. Pada jendela berikutnya juga masih berisi rangkuman apa yang sudah disetting sebelumnya. Jika ada yang belum sesuai, anda bisa kembali ke langkah sebelumnya dengan mengklik [Back]. Namun jika sudah sesuai, lanjutkan dengan klik [Create] untuk membuat virtual machine bagi Debian. 
  11. Setelah selesai membuat virtual mesin untuk Debian, maka kembali ditampilkan jendela utama VirtualBox. Pilih [Setting] à [Storage]. Pada section Storage Tree pilih [Empty]. Lalu klik ikon yang bulat pada Attributes CD/DVD Drive. Kemudian pilih file ISO installer Debian yang sudah anda siapkan. Di sini saya menggunakan Debian 7.6.0-i386-DVD-1, lalu [Open] à [OK]. 

  12. Selanjutnya kembali ditampilkan jendela utama VirtualBox. Pilih tombol [Start] untuk memulai proses instalasi Debian 7. 
  13. Sesaat akan ditampilkan screen utama VirtualBox seperti gambar berikut. 
  14. Pada jendela utama instalasi Debian, akan ditampilkan beberapa pilihan untuk memulai proses instalasi. Di sini kita menggunakan pilihan pertama yaitu instalasi Debian dengan mode text, maka pilih [Install] dengan tanda panah atas atau bawah pada keyboard, lalu tekan Enter
    Keterangan:
    •  Install : untuk menginstall Debian dengan mode text (command line)
    • Graphical Install : untuk menginstall Debian dengan mode GUI (graphic)
    • Advanced options : untuk mengatur opsi sebelum instalasi
    • Help : untuk melihat bantuan instalasi
    • Install with speech synthesis
  15. Pada jendela pemilihan bahasa untuk proses instalasi, pilih [English] à Enter.
     
  16. Tampilan selanjutnya untuk menetukan lokasi atau negara kita. Hal ini erat kaitannya dengan penentuan zona waktu untuk server kita nantinya. Karena kita akan memilih Indonesia, maka pilih [other] à Enter.
     
  17. Jendela ini masih bagian dari penentuan lokasi atau negara kita, pilih [Asia] à Enter.
     
  18. Pada jendela berikutnya baru ketemu dengan Indonesia, maka pilihlah [Indonesia] à Enter.
     
  19. Pada jendela berikutnya yaitu masih berkaitan dengan lokasi kita, tapi hanya sebatas cadangan apabila tidak tersedia negara pada jendela sebelumnya. Di sini pilih saja [United States] à Enter.
     
  20. Selanjutnya menentukan lay out keyboard yang akan kita gunakan. Agar lebih kompatibel dengan penggunaan di Indonesia, pilihlah [American English] à Enter.
     
  21. Proses pendeteksian dan penambahan komponen-komponen hardware pada proses instalasi Debian. Silahkan ditunggu saja.
     
  22. Proses penambahan service dan layanan yang dibutuhkan untuk Debian. Silahkan ditunggu saja.
     
  23. Selanjutnya akan ditampilkan jendela untuk pembuatan hostname untuk Debian kita. Ganti Debian dengan hostname yang kita inginkan, di sini saya mengetikkan habibahmad, lalu pilih [Continue] à Enter.
     
  24. Selanjutnya kita diminta untuk memasukkan domain untuk server Debian kita, yang kelak akan sangat penting dalam pembuatan dns, webserver, dan sebagainya. Di sini saya buat aja dahulu sembarangan dengan mengetikkan smknbinaanprovsu.com lalu pilih [Continue] à Enter.
     
  25. Tampilan selanjutnya menentukan password untuk super user kita. Super user kita yang disebut dengan root (disimbolkan dengan tanda /) merupakan user dengan hak akses paling tinggi. Jika di MS. Windows disebut dengan Admin. Sekedar untuk mudah mengingatnya, di sini saya buat password dengan root (tidak ditampilkan), lalu pilih kembali [Continue] à Enter.
     
  26. Kembali kita diminta untuk memasukkan password yang sama seperti sebelumnya, sebagai verifikasi bahwa pasword kita sudah sesuai. Ketikkan kembali root pada kolom password, lalu pilih [Continue] à Enter.
     
  27. Selanjutnya diminta untuk memasukkan nama lengkap super user kita. Di sini saya ketik nama lengkap saya yaitu habibahmadpurba. Anda boleh menggunakan nama yang lain. Jika sudah, pilih [Continue] à Enter.
     
  28. Selanjutnya kita diminta memasukkan akun untuk super biasa, dimana kedudukannya berada di bawah super user dan hak aksesnya terbatas dalam mengoperasikan sistem Debian. Di sini saya buat nama untuk user biasa, yaitu habib. Jika sudah selesai, lalu pilih kembali [Continue] à Enter.
     
  29. Tampilan selanjutnya, meminta untuk memasukkan password untuk akun user habib yang tadi sudah kita buat. Password yang saya buat adalah habib agar mudah mengingatnya, lalu pilih [Continue] à Enter.
     
  30. Kembali kita diminta untuk memasukkan password yang sama untuk verifikasinya. Maka saya ketikkan habib, lalu pilih kembali [Continue] à Enter.
     
  31. Selanjutnya proses instalasi akan dilanjutkan, dimana konfigurasi yang sudah kita buat akan dimasukkan ke dalam sistem Debian kita. Silahkan ditunggu prosesnya.
     
  32. Sekarang kita diminta untuk menentukan zona waktu. Karena tadi sudah menggunakan teritorial Indonesia, maka zona waktu Indonesia ada 3 pilihan, yaitu WIB, WITA, dan WIT (masih ingatkan kepanjangan ketiga zona waktu Indonesia?). Pilihlah zona waktu kita, di sini saya pilih [Western (Sumatra, Jakarta, Java, West dan Central Kalimantan)] à Enter.
     
  33. Selanjutnya akan ditampilkan pilihan metode melakukan partisi hard disk Debian. Dari 4 pilihan, kita akan mempartisi hard disk sesuai kebutuhan kita, maka pilihlah [Manual] à Enter.
    Keterangan:
    • Guided – use entire disk : seluruh hard disk dipartisi untuk Debian
    • Guided – use entire disk and set up LVM : seluruh hard disk dipartisi dengan setup LVM
    • Guided – use entire disk and set up encrypted LVM : seluruh hard disk dipartisi dengan penambahan enkripsi LVM
    • Manual : partisi dilakukan secara manual sesuai kebutuhan kita.
  34. Sebelum kita lanjutkan proses partisi, di sini akan saya jelaskan terlebih dahulu skema lay out hard disk yang akan kita partisi nanti, seperti tabel berikut:
      Partisi ke
      Nama Partisi
      Type Partisi
      Kapasitas
      Mount Point
      File System
      #1
      Root
      Primary
      2 GB
      /
      ext4
      #2
      Boot
      Primary
      100 MB
      /boot
      ext4
      #3
      Swap
      Primary
      1 GB
      swap
      ext4
      #4
      Home
      Logical
      2 GB
      /home
      ext4
      #5
      Var
      Logical
      1,5 GB
      /var
      ext4

      Untuk Instalasi linux, minimal dibutuhkan 2 partisi yaitu partisi / (root) dan partisi swap, adapun partisi yang lainnya, anda bisa melihat beserta penjelasan dari partisi-nya masing-masing berikut:
      a.  Partisi root
      Partisi root (dilambangkan dengan /, bedakan dengan /root), Partisi root (/) digunakan untuk menginstall sistem Linux, hampir sama dengan sistem windows yang biasanya ditaruh di drive C.
      b. Partisi /swap
      Partisi swap digunakan sebagai tambahan memori ketika RAM tidak mencukupi saat sistem menjalankan suatu program. Besarnya partisi swap biasanya 2 kali  ukuran RAM. Jadi jika RAM yang kita gunakan adalah 500 MB, maka besarnya partisi swap adalah 1 GB.
      c.  Partisi /home
      Partisi /home diperlukan untuk menghindari kehilangan data saat sistem anda crash dan perlu
      dire-instalasi. Kondisi seperti diatas diasumsikan hardisknya hanya digunakan untuk satu OS (linux). Anda bisa mempergunakan file sistem Linux ataupun file sistem Windows untuk partisi ini. Partisi /home selain digunakan untuk tempat penyimpanan data User juga digunakan oleh beberapa program untuk meletakkan file konfigurasinya. Sesuaikanlah ukuran partisi /home dengan kapasitas harddisk.
      Secara rinci, anda bisa saja membuat lebih dari dua partisi untuk GNU/Linux. Misalnya, partisi khusus untuk direktori /boot, /home, /usr, /bin, /var, /etc atau partisi tambahan lainnya. Tapi, bagi pemula, cukup membagi-nya menjadi 3 partisi saja. Partisi swap (1 kali RAM komputer, sesuaikan kapasitas memory), partisi root (/) untuk bernaungnya direktori lain, dan partisi /home untuk menyimpan data-data.
      d.  Partisi /boot
      Partisi boot digunakan untuk menyimpan file boot loader dan semua images dari kernel. Besar partisi untuk boot biasanya mempunyai nilai minimum 100MB.
      e.  Partisi /usr
      Partisi /usr digunakan untuk menyimpan semua file binari dari linux yang diinstal, maka dari itu harus diberi ukuran yang cukup besar.
      f.   Partisi /chroot
      Partisi ini digunakan untuk menyimpan komponen dari chroot,biasanya dibuat pada linux yang akan digunakan sebagai DNS server.
      g.  Partisi /cache
      Partisi cache digunakan untuk menyimpan cache dari proxy server, misalnya squid. Jika linux tidak digunakan sebagai proxy server, bisa diabaikan.
      h.   Partisi /var
      Partisi /var digunakan untuk menyimpan log file system, yaitu menyimpan semua perubahan yang terjadi pada sistem saat sistem berjalan normal.
      i.    Partisi /tmp
      Partisi ini digunakan untuk menyimpan file temporary.

    1. Selanjutnya akan ditampilkan pilihan tentang konfigurasi partisi yang akan dilakukan. Pilihlah jenis hard disk yang akan dipartisi secara manual. Di sini kita pilih [SCSI3 (0,0,0) (sda) – 8,6 GB ATA VBOX HARDDISK], walaupun mungkin pada komputer anda ukuran dan jenis hard disk bisa saja berbeda. Lalu tekan Enter.
       
    2. Setelah kita tentukan hard disk yang akan dipartisi, selanjutnya muncul pertanyaan apakah kita akan membuat partisi baru hard disk yang sudah kita pilih sebelumnya? Jawablah dengan memilih [Yes] untuk memulai partisi baru. Lalu tekan Enter.
       
    3. Berikutnya akan ditampilkan beberapa pilihan. Karena kita akan membuat partisi baru pada ruang hard disk kosong yang tersedia, maka pilihlah [pri/log 8,6 GB FREE SPACE], lalu Enter.
       
    4. Pada tampilan berikutnya terdapat pilihan dalam menentukan tindakan apa terhadap ruang hard disk yang kosong tersebut. Di sini kita akan membuat partisi baru yang pertama, maka pilihlah [Create a new partitionà Enter.
        
      Keterangan:
      • Create a new partition : untuk membuat partisi yang baru
      • Automatically partition the free space : membuat partisi secara otomatis
      • Show Cylinder/Head/Sector information : untuk melihat informasi cylinder, head, sector pada hard disk
    5. Tentukan besar kapasitas partisi yang akan dibuat. Kapasitas ruang untuk partisi / (root) yang akan kita buat adalah sebesar 2 GB, maka ketikkan 2.0 GB lalu pilih [Continue] dan Enter.
       
    6. Jendela berikkutnya menampilkan pilihan tipe partisi. Ada 2 tipe partisi yang diminta. Untuk itu, di sini kita akan memilih tipe [Primary], lalu tekan Enter.
        
      Keterangan:
      • Partisi Primary : merupakan partisi utama pada harddisk yang memuat sejumlah file data. Partisi primary ini berfungsi sebagai partisi yang pertama diakses komputer untuk booting. Jadi, intinya partisi tipe ini digunakan untuk menyimpan file data dari system operasi yang kemudian digunakan untuk booting sistem operasi tersebut. Bisa dikatakan bahwa data dari sistem operasi tersebut disimpan di sini.
      • Partisi Logical : merupakan partisi sampingan yang biasanya terdapat pada partisi Extended. Partisi Logical mampu menampung berbagai macam file data. Nah, jika di MS. Windows, partisi ini dapat dianalogikan sebagai drive :D, :E, :F. Jadi, partisi Extended terdiri dari Partisi Logical.
    7. Pada penentuan lokasi kedudukan penulisan partisinya pada hard disk terdapat 2 pilihan. Maka pilihlah [Beginningà Enter.
        
      Keterangan:
      • Beginning : penulisan partisi berada di bagian awal pada ruang hard disk yang tersedia.
      • End : penulisan partisi berada di bagian akhir pada ruang hard disk yang tersedia.
    8. Pada tampilan selanjutnya, kita bisa menentukan properties dari partisi yang sudah kita buat. Pada bagian Use as atau file system, pastikan sudah terpilih [Ext4 journaling file system]. Selanjutnya pilih [Mount point] dan Enter untuk menentukan jenis mount point-nya.
       
    9. Karena kita akan membuat utama yaitu partisi / (root), maka pada tampilan berikut ini pilihlah [/ – the root file system], lalu tekan Enter.
       
    10. Setelah kita tentukan mount point-nya menjadi partisi / (root), maka akhiri dengan memilih [Done setting up the partition] à Enter untuk membuat partisi / (root).
       
    11. Selanjutnya kita akan membuat partisi yang kedua yaitu partisi /boot. Pilih kembali hard disk kosong yang masih tersedia, yaitu [pri/log 6.6 GB FREE SPACE]. Di sini ruang hard disk kosong tersisa sebesar 6,6 GB, karena 2,0 GB sudah dialokasikan untuk partisi / (root) yang dibuat sebelumnya. Lalu tekan Enter.
       
    12. Pilih kembali [Create a new partition] untuk membuat partisi baru yang nanti akan kita alokasikan untuk partisi /boot. Partisi /boot sangat penting dalam Linux agar PC kita bisa booting sehingga Debian dapat berjalan. Selanjutnya tekan Enter.
       
    13. Kapasitas untuk partisi /boot biasanya sudah cukup 100 MB, maka tulislah 100 MB pada bagian New partition size, lalu tekan Enter.
       
    14. Pada tampilan tipe partisi, kembali pilih [Primary] à Enter.
       
    15. Kemudian pada penentuan lokasi penulisan partisi, pilihlah kembali [Beginning] à Enter.
       
    16. Pada bagian Use as, pastikan sudah terpilih [Ext4 jounaling file system]. Selanjutnya kita akan mengubah Mount point-nya menjadi /boot, karena dalam gambar berikut, mount point-nya masih /home. Caranya, pilihlah [Mount point] à Enter.
       
    17. Pada tampilan jendela Mount point, pilihlah [/boot – static files of the boot loader] untuk membuat partisi /boot. Lalu tekan Enter.
       
    18. Setelah mount point diganti menjadi /boot, maka akhiri pembuatan partisi /boot ini dengan memilih [Done setting up the partition] à Enter.
       
    19. Selanjutnya kita akan membuat partisi yang ketiga, yaitu partisi /home. Pilih kembali ruang hard disk kosong yang masih tersedia. Di sini tersisa sebesar 6,5 GB. Setelah memilih [pri/log 6.5 GB FREE SPACE], maka tekan Enter.
       
    20. Buat partisi baru dengan memilih kembali [Create a new partition] à Enter.
       
    21. Untuk partisi /home ini akan kita alokasikan sebesar 2 GB, maka ketikkan 2.0 GB pada bagian New partition size, lalu pilih [Continue] dan Enter.
       
    22. Pada tampilan jendela tipe partisi berikutnya, pilih saja tipe [Logical] agar partisi ini ditempatkan di partisi tambahan (bukan partisi utama), lalu tekan Enter.
       
    23. Kemudian pada jendel penulisan Lokasi partisi, pilih kembali [Beginning] lalu Enter.
       
    24. Berikutnya akan ditampilkan jendela Setting partisi. Pastikan di bagian Use as masih terpilih [Ext4 journaling file system]. Selanjutnya pilihlah [Mount point:] untuk menentukan jenis mount point partisi yang akan kita buat, lalu Enter.
       
    25. Pada jendela Mount point berikut, pilihlah [/home – user home directories] untuk menentukan mount point partisinya menjadi /home. Lalu tekan Enter.
       
    26. Setelah kita tentukan moint point-nya menjadi /home, maka akhiri pembuatan partisi /home dengan memilih [Done setting  up the partition], lalu tekan Enter.
       
    27. Selanjutkan ditampilkan kembali jendela halaman partisi yang sudah dibuat. Kita masih akan membuat partisi baru, yaitu partisi yang keempat yang akan dialokasikan untuk partisi /var. Pilih kembali hard disk kosong yang masih tersedia [pri/log 4.5 GB FREE SPACE] à Enter untuk membuat partisi baru.
       
    28. Buat partisi baru dengan memilih kembali [Create a new partition] à Enter.
       
    29. Kapasitas untuk partisi /var kita alokasikan sebesar 1,5 GB, maka tulislah 1,5 GB pada bagian New partition size, lalu pilih [Continue], kemudian tekan Enter.
       
    30. Pada tampilan tipe partisi, kembali pilih [Logical] à Enter.
       
    31. Kemudian pada penentuan lokasi penulisan partisi, pilihlah kembali [Beginning] à Enter.
       
    32. Berikutnya akan ditampilkan jendela Setting partisi. Pastikan di bagian Use as masih terpilih [Ext4 journaling file system]. Selanjutnya pilihlah [Mount point:] untuk menentukan jenis mount point partisi yang akan kita buat, karena pada gambar berikut mount point-nya masih /usr. Kemudian Enter.
       
    33. Pada jendela Mount point berikut, pilihlah mount point [/var – variable data] untuk membuat partisinya menjadi /var. Lalu tekan Enter.
       
    34. Setelah kita tentukan mount point-nya menjadi /var, maka akhiri pembuatan partisi /var ini dengan memilih [Done setting  up the partition], lalu tekan Enter.
       
    35. Selanjutkan ditampilkan kembali jendela halaman partisi yang sudah dibuat. Kita masih akan membuat partisi baru, yaitu partisi yang kelima yang akan dialokasikan untuk partisi swap. Pilih kembali hard disk kosong yang masih tersedia [pri/log 4.5 GB FREE SPACE] à Enter untuk membuat partisi baru.
       
    36. Buat partisi baru dengan memilih kembali [Create a new partition] à Enter.
       
    37. Kapasitas untuk partisi /swap kita alokasikan sebaiknya sebesar 2 kali RAM PC kita (RAM di VirtualBox tentunya). Namun di sini saya mengisikannya sebesar 1 GB. Maka tulislah 1,0 GB pada bagian New partition size, lalu pilih [Continue], kemudian tekan Enter.
       
    38. Partisi /swap ini sebaiknya kita letakkan pada tipe Primary. Untuk itu, pilihlah tipe partisi [Primary], à Enter.
       
    39. Kemudian pada penentuan lokasi penulisan partisi, pilihlah kembali [Beginning] à Enter.
       
    40. Tampilan berikutnya adalah jendela Setting partisi. Untuk menentukan partisi swap-nya pilihlah [Use as :  Ext4 journaling file system], lalu tekan Enter.
       
    41. Kemudian tentukan partisinya dengan memilih [swap area] à Enter.
       
    42. Setelah kita tentukan partisinya menjadi partisi swap, maka pilihlah [Done setting  up the partition] untuk mengakiri pembuatan partisi swap lalu tekan Enter.
       
    43. Selanjutkan tampillah hasil rangkuman partisi yang sudah kita buat. Sebenarnya masih ada tersisa 2,0 GB roang kosong pada hard disk yang masih bisa digunakan untuk membuat partisi baru. Namun, pembuatan partisi secara manual kita cukupkan sampai di sini, dan sekarang kita akhiri dengan memilih [Finish partitioning and write changes to disk] agar partisi yang sudah kita setting segera diterapkan. Kemudian tekan Enter.
       
    44. Pada jendela berikut, kita ditanya apakah ingin menerapkan settingan partisi pada hard disk? Tentu saja harus kita jawab [Yes] agar apa yang sudah kita setting tadi tidak sia-sia, bukan? Kemudian tekan Enter.
       
    45. Maka proses penerapan partisi pada hard disk dan instalasi system dasar akan berlangsung. Silahkan ditunggu hingga selesai.
       
    46. Selanjutnya sistem meminta untuk men-scan DVD Debian yang lain. Jika ada file ISO DVD2, DVD3 silahkan di-mount dari VirtualBox terlebih dahulu. Tujuannya agar tertulis alamat repositori DVD2, DVD3 dan seterusnya pada file sources.list di sistem Debian, sehingga ketika kita hendak menginstalasi paket-paket tambahan lainnya kelak, kita tinggal me-mount-kan DVD yang diminta sistem Debian. Dalam tutorial ini, kita tidak perlu men-scan DVD Debian yang lain, karena langkah ini dapat dilaksanakan kelak pada saat instalasi paket-paket Debian yang dibutuhkan. Untuk itu pilih saja [No], lalu Enter.
       
    47. Selanjutnya, proses instalasi akan meminta kita apakah akan menginstall paket tambahan melalui jaringan internet (network mirror)? Saya rasa kita tidak perlu menginstall melalui jaringan internet, karena PC kita saat ini tidak terhubung ke internet. Untuk itu pilihlah [No] lalu Enter.
       
    48. Kemudian, proses instalasi meminta kesediaan kita untuk berpartisipasi dalam survey paket Debian. Kita tidak perlu berpartisipasi, maka pilihlah [No], lalu tekan Enter.
       
    49. Sekarang tiba saatnya untuk memilih software atau aplikasi yang turut serta untuk diinstall pada Debian server kita. Anda dapat memilih atau tidak memilih software yang akan diinstall dengan menggunakan tombol Space Bar pada keyboard. Dalam tutorial ini, software yang diinstal hanyalah [Standard system utilities], agar proses intalasi lebih cepat. Instalasi software-software ini dapat juga kita lakukan kelak setelah proses intalasi Debian 7 ini selesai. Jika sudah ditandai software yang akan diinstal, selanjutnya pilih [Continue] lalu Enter.
       
    50. Selanjutnya proses instalasi dan konfigurasi software akan dimasukkan dalam sistem operasi Debian kita. Tunggu hingga prosesnya selesai.
       
    51. Pada jendela berikutnya, proses instalasi meminta untuk menginstall GRUB boot loader pada Master Boot Record. Boot Loader adalah suatu program yang sudah tertanam pada suatu sistem operasi untuk mem-boot atau memanggil sistem operasi yang ada pada hard disk dan media boot lainnya seperti flashdisk. Contoh boad loader pada linux adalah GRUB dan LILO. Biasanya Boot Loader digunakan untuk memilih sistem operasi yang ada pada hard disk, karena pada hard disk tersebut terdapat lebih dari 1 sistem operasi. Di sini kita menggunakan boot loader GRUB, maka pilihlah [Yes] lalu tekan Enter.
       
    52. Selanjutnya proses akhir instalasi Debian akan dilanjutkan. Untuk itu tunggulah hingga selesai.
       
    53. Setelah selesai proses intalasi, maka akan ditampilkan pesan konfirmasi bahwa instalasi telak komplet. Pilihlah [Continue] lalu Enter.
       
    54. Selanjutnya, PC akan reboot untuk merefresh hasil instalasi yang sudah selesai dibuat. Keluarkan DVD installer dari DVD Drive atau Unmount file ISO Debian dari VirtualBox sehingga booting Debian melalui hard disk. Tunggu hingga muncul jendela login untuk masuk ke sistem Debian kita.
       
    55. Setelah muncul menu login, maka masukkanlah nama user dan password agar kita bisa mengoperasikan dan mengkonfigurasi server Debian kita. Masukkan user anda sebagai super user (/) atau sebagai user biasa yang diikuti dengan password-nya. User dan password ini dapat anda lihat lagi pada saat awal proses instalasi sebelumnya.
       
    56. Apabila user dan password yang kita isi terlah sesuai, maka tampilan utama Debian server dalam mode Text (Command line) seperti gambar berikut. Jika sudah ditampilkan demikian, maka instalasi Debian yang kita laksanakan sudah berfungsi dengan baik, dan siap untuk install dan dikonfigurasi paket software tambahan untuk dijadikan sebagai server.
       
    Demikianlah tutorial Cara Install Debian 7 melalui VirtualBox. Cukup mudah bukan?

    Jika berminat, anda dapat mendownload panduan/tutorial di atas dalam format pdf pada link berikut: Panduan Install Debian 7 melalui VirtualBox

    Sedangkan panduan videonya, dapat anda lihat di bawah ini:


    Semoga bermanfaat dan dapat membantu anda dalam proses pembuatan server dengan OS Debian 7.
    Terima kasih.


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar